WhatsApp-Image-2025-06-01-at-16.50.29_39d3d4e1

Adab-adab Berlatih Panahan

1. Niat

Bagi umat islam, memanah bukan sekedar olahraga. Memanah juga diyakini sebagai ibadah.

Karena memanah adalah perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW, maka mentaati perintah ini adalah termasuk amal ibadah. Dan sebagai amal ibadah, diterima atau ditolaknya bergantung kepada niatnya.

Jika niatnya karena Allah SWT, maka ibadah akan diterima. Sebaliknya, jika ibadah yang diniatkan karena selain Allah, maka akan tertolak bahkan termasuk dalam dosa syirik.

Karena memanah ini adalah perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW, dan dengan mentaatinya menjadikan memanah sebagai amal ibadah, maka diawal memanah kita harus niatkan hanya untuk Allah SWT dan sambung cinta kepada Rasulullah SAW.

Sebenarnya, apapun aktivitas kita, tidak hanya memanah, atau juga ibadah yang wajib seperti sholat, puasa, zakat dan haji, jika aktivitas kita itu diawali dengan bismillah dan diniatkan hanya untuk Allah, semua aktivitas kita akan ternilai amal ibadah di sisi Allah SWT.

Sebaliknya, ketika semua amal wajib seperti sholat, puasa, zakat dan haji, tapi niatnya tidak untuk Allah SWT, maka akan tertolak. Apalagi hanya memanah.

Maka niat ini penting untuk kita sematkan diawal setiap aktifitas kita sehari-hari. Tidak hanya berlatih memanah dan ibadah yang wajib saja. Tapi semua hal, sehingga setiap detik kita tidak luput dari ibadah.

Sebagaimana alasan diciptakannya manusia dan jin, tidak lain adalah untuk ibadah. Maka setiap saat jangan sampai waktu kita terbuang sia-sia tanpa ternilai ibadah. Niat karena Allah dalam setiap aktifitas membuatnya bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

2. Memuliakan tempat berlatih

Ketika kita berlatih memanah, kita akan dapati rekan berlatih yang punya tujuan yang sama, yaitu belajar ilmu memanah.

Semua orang yang datang ke tempat latihan memanah untuk berlatih berharap mendapatkan keilmuan memanah yang benar secara teori, praktek maupun hikmah dari ilmu memanah. Sementara ilmu memanah ini salah satu cabang dari banyak cabang ilmu agama Islam yang mulia.

Ilmu ini diturunkan langsung dari Allah SWT dan diajarkan oleh para utusan-Nya yang mulia. Sehingga, mulia lah juga ilmu ini. Mulia juga lah tempat/majlis yang menjadi tempat ilmu ini diajarkan.

Sepatutnya kita memuliakan tempat berlatih memanah seperti halnya kita memuliakan majlis ilmu. Hadir dengan mengucap salam. Berpakaian sopan dan rapi. Menjaga lisan, sopan dan santun terhadap pelatih atau sesama rekan berlatih.

Serius dan fokus mengikuti pengajaran dan program latihan. Membudayakan izin setiap akan melakukan aktivitas diluar latihan, bahkan untuk sekedar minum sekalipun. Memakai wewangian dan membuat rekan berlatih menjadi nyaman dengan kehadiran kita.

3. Menjaga Lisan Selama Berlatih

Lisan yang terjaga selama berlatih, akan membuat suasana berlatih menjadi kondusif.

Tidak berkata kasar, tidak mengejek, tidak merendahkan, tidak membanggakan diri diantara rekan-rekan berlatih lainnya, tidak memuji secara berlebihan, dan tidak gaduh, karena itu semua akan mengganggu konsentrasi berlatih.

Mungkin hanya ekspresi saja. Ekspresi rasa bersyukur dengan hamdalah yang lirih ketika tembakan tepat sasaran. Atau lirihnya istighfar ketika tembakan meleset dari target.

Jika ada kekhawatiran lawan menang dari kita, seolah kita berupaya mengganggu mentalnya dengan kata-kata yang membuatnya ragu. Atau memujinya secara berlebihan sampai muncul ujub dalam hati lawan dan konsentrasinya pecah. Ini bukan adab seorang pemanah yang baik.

Daripada berkata-kata yang tidak baik, lebih baik kita basahi lisan kita dengan kalimat-kalimat dzikir, seperti bismillah saat menarik busur, alhamdulillah ketika tembakan tepat sasaran, astaghfirullah ketika tembakannya meleset dan masyaa Allah ketika memuji tembakan yang tepat dari rekan berlatihnya.

4. Tenang dan Rendah Hati

Jika sepanjang berlatih kita bisa menjaga niat dan lisan, apalagi mengisinya dengan kalimat-kalimat yang mengingatkan kita pada Allah SWT, maka hati kita akan tenang. Jika hati tenang, pikiran kita mudah fokus. Dan ketepatan dalam memanah menjadi bonusnya.

Tenang ini buah dari lisan yang terjaga. Lisan yang selalu basah dengan kalimat bismillah saat akan mengaitkan anak panah pada tali busur dan memulai tembakan. Kalimat alhamdulillah bini’matihi tatimusholihat atau alhamdulillah hadzaa min fadli Rabbi ketika anak panah kita tepat sasaran. Dan mengucap masyaa Allah saat melihat tembakan rekan berlatih tepat sasaran, sehingga tidak timbul ujub dalam hatinya. Dan berucap istighfar ketika anak panah meleset dari target sasaran, seraya merenungi kesalahan diri.

Meyakini setiap lemparan anak panah adalah lemparan Allah SWT. Dan lemparan Allah tidak pernah meleset.

Dalam surat Al-Anfal : 17

dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar.

Sementara keangkuhan, kesombongan dan terlalu mengandalkan kemampuan diri dalam teknik yang membuat tembakannya meleset. Ke-aku-an yang membuat tembakannya meleset.

Sehingga sikap yang baik di setiap kesempatan berlatih adalah tetap tenang dan rendah hati.

Jika tembakan tepat, boleh bahagia, tapi tidak boleh terlalu bahagia. Sehingga timbul ujub dalam hati. Jika tembakan meleset, boleh sedih, tapi tidak boleh terlalu sedih. Sehingga terlalu menyalahkan diri sendiri.

Datar saja. Tenang dan rendah hati. Seperti air, tetap mulia dan dikagumi. Datar tenang di tempat yang lapang dan tidak meninggi menaiki tebing untuk membanggakan diri. Selalu mengalir ke tempat yang rendah, tapi tidak membuatnya lemah dan hilang marwah.

5. Meneliti Alat Sebelum Digunakan

Pemanah yang baik akan mendapatkan hasil yang baik. Pemanah yang baik tidak tunduk pada egonya, sehingga harus menggunakan busur yang melebihi kapasitasnya. Ini berbahaya dan bisa menimbulkan cidera.

Tembakan yang baik bukan dihasilkan dari alat-alat yang mewah dan mahal. Tembakan panah yang baik berasal dari alat-alat yang kondisinya baik, tidak ada kecacatan atau potensi mencelakai diri penggunanya, dan mudah dibawa serta digunakan.

Busur yang ujungnya twist (melintir) setelah dipasang talinya, harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum digunakan. Tekan kearah berlawanan dari twist-nya untuk meluruskannya kembali. Karena jika busur twist tetap dipakai, selain tembakannya tidak akurat, akan membahayakan pengguananya. Talinya akan lepas saat busur ditarik dan bisa memecut mata.

Anak panah yang pecah pada bagian batangnya atau ada serat kayu yang mencuat, tidak layak dipakai. Ini akan membahayakan.

Atau ada anak panah yang sayapnya tidak lengkap, tidak simetris atau bengkok batang anak panahnya, sebaiknya tidak digunakan karena akan membuat tembakan panah yang buruk.

Pastikan semua peralatan yang akan digunakan, diteliti terlebih dahulu. Diteliti dari segi keamanannya dan juga dari segi keefektifan penggunaannya. Jika membahayakan penggunanya atau penggunaannya menjadi tidak efektif, maka jangan digunakan.

Bagikan Ke :
Tags: No tags
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
4 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
June 3, 2025 4:39 am

MasyaAllah, Tabarokallah

Farhan Arief Rifai
June 3, 2025 4:42 am
Reply to 

aamiin

Rezon Al Keanu Zaidan
Celvi
June 3, 2025 1:10 pm

ma sya Allah… ternyata adab sebelum melakukan sesuatu khusus nya memanah dapat menghadirkan manfaat yang banyak